BUDIDAYA
IKAN BANDENG
Pada
era globalisasi sekarang ini, lapangan pekerjaan semakin sulit dicari, maka
dari itu setiap individu haruslah menjadi pribadi yang kreatif dan inovatif
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu bentuk usaha manusia kreatif
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya adalah dengan ber-Agribisnis.
Menurut Wikipedia Bahasa
Indonesia, Agribisnis adalah bisnis berbasis usaha pertanian atau bidang lain yang mendukungnya,
baik di sektor hulu maupun di hilir. Penyebutan "hulu" dan
"hilir" mengacu pada pandangan pokok bahwa agribisnis bekerja pada
rantai sektor pangan (food supply chain). Agribisnis, dengan perkataan
lain, adalah cara pandang ekonomi bagi usaha penyediaan pangan. Sebagai subjek
akademik, agribisnis mempelajari strategi memperoleh keuntungan dengan
mengelola aspek budidaya, penyediaan bahan baku, pascapanen, proses
pengolahan, hingga tahappemasaran. Dalam konteks
manajemen agribisnis di dalam dunia akademik, setiap elemen dalam produksi dan
distribusi pertanian dapat dijelaskan sebagai aktivitas agribisnis. Namun
istilah "agribisnis" di masyarakat umum seringkali ditekankan pada
ketergantungan berbagai sektor ini di dalam rantai produksi.
Satu
dari sekian banyak ragam Agribisnis yang sudah lama
digemari dan cukup berkembang di Indonesia adalah Budidaya Ikan
Bandeng.
Ikan bandeng merupakan
adalah satu jenis ikan penghasil protein hewani yang tinggi. Usaha
intensifikasi budidaya perlu dilakukan karena rendahnya produktivitas bandeng dengan
budidaya tradisional. Peningkatan sistem budidaya juga harus diikuti dengan
penggunaan teknologi baru. PT. NATURAL NUSANTARA memberikan teknologi yang
diperlukan dengan prinsip K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kesehatan). Bandeng termasuk golongan ikan herbivora ,
yaitu bangsa ikan yang mengkonsumsi tumbuhan. Mampu mencapai berat rata-rata
0,6 kg pada usia 5 – 6 bulan dengan pemeliharaan yang intensif.
Penyediaan
Benih
Usaha penyediaan benih
(nener) secara kontinyu dengan mutu yang baik dilakukan dengan sistem
pembenihan yang intensif pada kolam-kolam khusus, yaitu kolam pematangan induk,
pemijahan, peneneran dan kolam pembsaran. Dalam pembenihan bandeng langkah yang
dilakukan adalah :
1. Pemilihan induk yang unggul . Induk
yang unggul akan menurunkan sifat-sifatnya kepada keturunannya, Ciri-cirinya :
Ø bentuk normal, perbandingan panjang dan berat ideal.
Ø ukuran kepala relatif kecil, diantara satu peranakan
pertumbuhannya paling cepat.
Ø susunan sisik teratur, licin, mengkilat, tidak ada
luka.
Ø gerakan lincah dan normal.
Ø umur antara 4-5 tahun.
2. Merangsang pemijahan. Kematangan gonad
dapat dipercepat dengan penggunaan hormone LHRH (Letuizing Hormon Releasing
Hormon) melalui suntikan.`
3. Memijahkan. Pemijahan adalah pencampuran
induk jantan dan berina yang telah matang sel sperma dan sel telurnya agar
terjadi pengeluaran (ejakulasi) kedua sel tersebut. Setelah berada di air, sel
sperma akan membuahi sel telur karena sistem pembuahan ikan terjadi diluar
tubuh. Pemijahan dilakukan pada kolam khusus pemijahan
4. Penetasan. Telur yang mengapung di
kolam pemijahan menetas setelah 24 – 26 jam dari awal pemijahan. Telur yang
telah menetas akan menjadi larva yang masih mempunyai cadangan makanan dari
kuning telur induk, sehingga belum perlu diberi pakan hingga umur 2 hari.
5. Merawat benih. Setelah berumur 9 hari
larva dipindahkan ke kolam pemeliharaan nener . Di kolam ini larva diberi pakan
alami berupa plankton. Penumbuhan plankton dilakukan dengan pemupukan dan
pengapuran. Pemupukan yang tepat adalah dengan pupuk TON (TAMBAK ORGANIK NUSANTARA) yang mengandung
berbagai unsur mineral penting untuk pertumbuhan plankton, diantaranya
N,P,K,Mg, Ca, Mg, S, Cl dan lain-lain, juga dilengkapi dengan asam humat dan
vulvat yang mempu memperbaiki tekstur dan meningkatkan kesuburan tanah dasar
kolam dengan dosis 5 botol TON/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100 m2 pada tiap
pemasukan air. Waktu peneneran 8 minggu. Pakan yang diberikan berupa tepung
dengan kadar protein 30%. Untuk menambah nutrisi pakan pencampuiran pakan
dengan VITERNA
Plus dan POC
NASA dengan dosis 2 – 5 /kg pakan sangat diperlukan,
karena VITERNA
Plus dan POC
NASA mengandung unsur-unsur mineral penting yaitu
N,P,K,Mg,Fe,Ca,S dan lain-lain, vitamin, protein dan lemak untuk meningkatkan
pertumbuhan dan kesehatan nener.
Pembesaran
Setelah dipelihara di kolam peneneran selama 8 minggu,
bandeng dipindahkan ke kolam pembesaran. Teknis pembesaran bandeng meliputi
beberapa hal, yaitu :
1.
Persiapan lahan
Tahap ini dilakukan sebelum pemasukan air. kegiatan yang dilakukan selama persiapan lahan adalah :
Tahap ini dilakukan sebelum pemasukan air. kegiatan yang dilakukan selama persiapan lahan adalah :
Ø
Pencangkulan dan pembalikan tanah. Bertujuan untuk membebaskan senyawa dan gas beracun
sisa budidaya hasil dekomposisi bahan organik baik dari pakan maupun dari
kotoran. Selain itu dengan menjadi gemburnya tanah, aerasi akan berjalan dengan
baik sehingga kesuburan lahan akan meningkat.
Ø
Pengapuran. Selama
budidaya, ikan memerlukan kondisi keasaman yang stabil yaitu pada pH 7 – 8.
Untuk mengembalikan keasaman tanah pada kondisi tersebut, dilakukan pengapuran
karena penimbunan dan pembusukan bahan organik selama budidaya sebelumnya
menurunkan pH tanah. Pengapuran juga menyebabkan bakteri dan jamur pembawa
penyakit mati karena sulit dapat hidup pada pH tersebut. Pengapuran dengan
kapur tohor, dolomit atau zeolit dengan dosis 1 TON /ha atau 10 kg/100 m2.
Ø
Pemupukan. Fungsi
utama pemupukan adalah memberikan unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan
pakan alami, memperbaiki struktur tanah dan menghambat peresapan air pada
tanah-tanah yang tidak kedap air (porous). Penggunaan TON untuk pemupukan tanah dasar kolam sangat tepat,
karena TONyang mengandung unsur-unsur mineral penting, dan
asam-asam organik utama memberikan bahan-bahan yang diperlukan untuk
peningkatan kesuburan lahan dan pertumbuhan plankton. Dosis pemupukan TONadalah 5 botol/ha atau 25 gr/100 m2.
Ø
Pengelolaan air.
setelah dilakukan pemupukan dengan TON, air dimasukkan hingga setinggi 10 – 20 cm kemudian
dibiarkan beberapa hari, untuk menumbuhkan bibit-bibit plankton. Air dimasukkan
hingga setinggi 80 cm atau menyesuaikan dengan kedalaman kolam. Pemindahan
nener.
2. Pemindahan nener. Setelah plankton tumbuh (warna air hijau) dan
kecerahan sedalam 30 – 40 cm, nener di kolam peneneran dipindahkan ke kolam
pembesaran dengan hati-hati dengan adaptasi terhadap lingkungan yang baru.
3. Pemberian Pakan. Sesuai dengan sifat bandeng yang termasuk hewan
herbivore, maka ikan ini suka memakan tumbuh-tumbuhan yang ada di kolam.
Tumbuhan yang disukai bandeng adalah lumut, ganggang dan klekap. Untuk
mempercepat pertumbuhan, perlu pakan buatan pabrik, dengan standar nutrisi yang
dibutuhkan untuk tumbuh optimal dengan kadar protein minimal 25 – 28 %.
Sebagai hewan herbivora, unsur tumbuhan dalam pakan
memang sangat penting,. Oleh karena itu, sebaiknya bahan baku unsur protein
harus didominasi dari sumber tumbuhan atau nabati dari tepung kedelai atau
bungkil kacang tanah. Sebagai acuan pemberian pakan adalah : Jumlah pakan 5 –
7% dari berat badan. Waktu pemberian 3 – 5 kali sehari. Penambahan VITERNA
Plus dan POC
NASA pada pakan buatan merupakan pilihan yang tepat
untuk meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh bandeng. VITERNA
Plus dan POC
NASA mengandung mineral-mineral penting, protein,
lemak dan vitamin akan menambah kandungan nutrisi pakan. Dosis
pencampuran VITERNA
Plus dan POC
NASA dengan pakan buatan adalah 2 – 5 cc/kg pakan
dengan cara :
Ø
Timbang pakan sesuai
dengan kebutuhan bandeng.
Ø
Campurkan VITERNA
Plus dan POC
NASA sesuai jumlah pakan yang diberikan dengan dosis
2 – 5 cc/kg pakan.
Ø
Pakan siap untuk
diberikan.
Pemberian
pakan dengan menyebarkan secara merata pada seluruh areal kolam, agar seluruh
bandeng dapat pakan.
Pengendalian hama dan Penyakit.
Penyakit penting yang sering menyerang bandeng adalah :
Ø
Pembusukan sirip,
disebabkan oleh bakteri. Gejalanya sirip membusuk dari bagian tepi.
Ø
Vibriosis.
Disebabkan oleh bakteri Vibriosis sp , gejalanya nafsu makan turun, pembusukan
sirip, dan bagian perut bengkak oleh cairan.
Ø
Penyakit oleh Protozoa. Gejalanya nafsu makan hilang, mata buta, sisik
terkelupas, insang rusak, banyak berlendir.
Ø
Penyakit oleh cacing renik. Sering disebabkan oleh cacing Diploctanum yang
menyerang bagian insang sehingga menjadi pucat dan berlendir.
Penyakit
dari bakteri, parasit dan jamur disebabkan lingkungan yang buruk, dan penurunan
daya tahan tubuh ikan. Penurunan kualitas lingkungan disebabkan oleh tingginya
timbunan bahan organik dan pencemaran lingkungan dari aliran sungai.. Bahan
organik dan kotoran akan membusuk dan manghasilkan gas-gas yang berbahaya.
Ketahanan tubuh ikan ditentukan konsumsi nutrisinya. Maka cara pengendalian
penyakit harus menitikberatkan pada kedua faktor tersebut. Untuk mengatasi
penurunan kualitas lingkungan dapat dilakukan perlakuan TON dengan dosis 5 botol/ha atau 25 gr (2 sendok
makan)/100 m2 yang mengandung unsur mineral dan asam-asam organik penting yang
mampu menetralkan berbagai gas berbahaya hasil pembusukan kotoran dalam kolam
dan unsur mineral akan menyuburkan plankton sebagai pakan alami. Untuk
mencukupi kebutuhan nutrisi dalam jumlah yang ideal, perlu diberikan pakan
dengan standar protein yang sesuai serta dengan penambahan/pencampuran VITERNA
Plus dan POC
NASA pada pakan buatan.VITERNA
Plus dan POC
NASA dengan kandungan mineral-mineral penting,
vitamin, asam organic, protein dan lemak akan menambah dan melengkapi nutrisi
pakan, sehingga ketahanan tubuh untuk hidup dan berkembang selalu tercukupi.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.produknaturalnusantara.com/panduan-teknis-budidaya-perikanan/panduan-cara-budidaya-bandeng/