Jumat, 27 November 2015

WISATA KULINER

Bisnis Kuliner Khas Indonesia

            Negara yang kaya akan keanekaragamannya, termasuk dalam hal kuliner. Setiap daerah memilih kuliner dengan masing-masing ciri khasnya. Seperti di Jawa, yang pasti terkenal akan masakan manis nya, seperti Gudeg, Rawon, dsb. Di Bandung, kulinernya terkenal akan penggunaan bahan utama selain beras, seperti Papeda. Di Padang, hampir setiap masakannya pasti menggunakan santan. Hal-hal itulah yang menjadi ciri kuliner di satu daerah dengan daerah lainnya.
            Berkaitan dengan kuliner, banyak pengusaha yang menggantukan nasib nya dengan mencoba berbisnis kuliner khas Indonesia Indonesia merupakan. Dimulai dari yang berjualan hanya menggunakan gerobak sederhana, sebuah kios kecil, hingga ke restoran yang megah. Masing-masing dari pengusaha pasti memiliki alasan tersendiri mengapa ingin berjualan kuliner dengan cara mereka, segmentasi pasar pun kadang turut menjadi salah satu faktor pendukung dalam terus mengembangkan inovasi akan masakan yang mereka jual. Ada yang berjualan karena ingin melestarikan warisan budaya nenek leluhur nya, dan ada pula yang berjualan karena itulah satu-satunya sumber penghasilan mereka.
            Namun seiring perkembangan zaman, semakin marak bermunculan kuliner baru, baik itu hasil eksperimen kreativitas sang pemilik atau hasil modifikasi dari kuliner yang sudah ada. Lalu apa yang harus dilakukan oleh pemilik usaha kuliner khas Indonesia agar tidak tergerus zaman dan tetap dapat bersaing dengan kuliner lain?
            Langkah pertama adalah dengan tetap menjaga keaslian resep. Kuliner khas Indonesia sangatlah kaya akan bumbu. Dalam suatu resep, tak jarang bahan utama nya hanya 1-2 bahan, tetapi bumbu yang digunakan bisa jauh lebih banyak dari bahan utama. Dengan menjaga keaslian resep leluhur, maka konsumen tidak akan mudah berpaling ke kuliner lain. Karena para konsumen dapat merasakan longing dan keaslian warisan leluhur dari rasa masakan tersebut yang dapat membuat ketagihan.
            Langkah kedua adalah dengan terus berinovasi. Loh, kalau langkah pertama menyuruh kita untuk menjaga keaslian resep, mengapa langkah berikutnya menyuruh untuk berinovasi? Berinovasi bukan berarti mengganti atau merubah resep yang sudah ada, tetapi dengan menuangkan kreativitas pemilik usaha ke dalam masakannya. Lidah orang Indonesia tak semua nya sama, masakan dari Jawa apabila di bawa ke Sumatera pasti harus menyesuaikan rasa dengan lidah orang Sumatera. Jadi yang dimaksud dengan inovasi di sini adalah dengan menyesuaikan resep kuliner tadi terhadap lidah masyarakat sekitar tempat kuliner tersebut didirikan tanpa mengubah resep asli kuliner khasnya.
            Langkah terakhir adalah dengan terus mempromosikan usaha kuliner yang ditekuni. Promosi merupakan salah satu faktor utama dan penentu apakah usaha tersebut dapat maju dan bertahan lama atau hanya akan seumur jagung. Kemajuan teknologi sekarang ini sudah sangat membantu kita dalam hal promosi, Social Media Syndrome merupakan salah satu keuntungan utama. Para pengusaha kuliner khas Indonesia dapat mempromosikan usaha mereka dengan membuat account di Social Media lalu meng-upload gambar atau foto kuliner yang mereka jual, beserta deskripsi mengenai kuliner tersebut. Seperti halnya dalam Online Shop, kuliner khas Indonesia pun dapat dipromosikan melalui Instagram, Twitter, Facebook dan bahkan Tumblr. Jadi, mempromosikan usaha kuliner melalui Social Media merupakan salah satu langkah jitu utama dalam mempertahankan usaha di zaman ini.






Serabi Solo
Serabi Solo merupakan kuliner khas Indonesia yang berasal dari daerah Solo, Jawa Tengah. Kuliner ini telah dibawa dan diperkenalkan ke daerah-daerah lain termasuk Jakarta sejak satu tahun yang lalu, namun belum sudah banyak pengusaha yang menjual kuliner ini.






Usaha kuliner ini dimiliki oleh Ibu Annisa, yang merupakan warga asli Solo. Usaha kuliner ini telah dimulai sejak 1 tahun yang lalu, yaitu semenjak tahun 2014. Dalam menjalankan usaha kulinernya ini, beliau dibantu oleh teman-temannya.
Usaha kuliner Serabi Solo milik Ibu Annisa ini berlokasi di Jl. Lenteng Agung , Jakarta Selatan. Tepatnya di depan MIN 8 Jakarta.


Kuliner ini merupakan salah satu kuliner yang paling disukai oleh siswa-siswi sekolah dan orang dewasa. Karena selain harga nya yang terjangkau, yaitu Rp 2000,- untuk satu buah Serabi Solo dan isi 5 Serabi Solo yaitu Rp 10.000, isi 10 yaitu Rp 20.000,- tetapi rasa panganan inilah yang juga membuat konsumen ketagihan dan Serabi Solo ini juga memiliki 3 rasa yaitu original, cokelat, dan pisang.


Proses pembuatan Serabi Solo :
Bahan Serabi Solo :
1.                   ½ sendok teh soda kue
2.                   1 butir kuning telur ayam
3.                   100 cc air pandan
4.                   250 gram gula cair
5.                   500 gram tepung beras
6.                   600 cc air matang
7.                   750 ml santan kental matang
8.                   Topping sesuai dengan selera
Cara Membuat Serabi Solo :
1.      Pertama buat adonan dengan memasukkan tepung beras ke dalam tempat baskom, kemudian masukkan air sedikit demi sedikit, trus aduk hingga mengental.
2.      Setelah adonan tadi selesai masukkan soda kue dan gula cair ke dalamnya, aduk hingga merata, diamkan selama sekitar 45 menit. Campuran bahan-bahan ini adalah adonan utama.
3.      Selanjutnya siapkan cetakan serabinya, dan panaskan cetakan di atas api arang atau kompor, dan jangan lupa olesi permukaan cetakan dengan minyak goreng supaya tidak lengket.
4.      Bila adonan utama telah selesai didiamkan selama 45 menit, berarti adonan utama telah siap untuk digunakan sebagai bahan utama pembuat Serabi.
5.      Masukkan kira-kira 1 sendok sayur besar adonan kue sambil ditekan pada daerah tengahnya agar dapat menghasilkan bagian luar atau pinggiran yang tipis.
6.      Ketika adonan kue sudah setengah matang, tuangkan santan kental matang sebanyak 1 sendok sayur kecil, lalu tutup.
7.      Apabila Anda ingin memberikan topping pada Kue Serabi, buka penutup cetakan, lalu taburkan topping, tutup kembali cetakan. Tunggu hingga matang.
8.      Apabila pada bagian pinggiran kue yang tipis sudah berubah warna menjadi kecoklatan, itu menandakan bahwa Kue Serabi Solo sudah matang.
9.      Keluarkan dari cetakan, sajikan selagi masih hangat.
     












Persaingan yang terjadi di kalangan pengusaha kuliner ialah hal yang lumrah, hal itu pun dialami oleh Ibu Annisa selaku pemilik usaha kuliner Serabi Solo. Dengan cara menciptakan citra rasa yang berbeda serta dijual dengan harga yang terjangkau untuk menarik konsumen.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar